Rabu, 25 Mei 2011


Jangan Anggap Sepele Susah BAB

Merry Wahyuningsih - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>

(Foto: thinkstock) Jakarta, Susah buang air besar (BAB) menjadi masalah banyak penduduk dunia. Tapi sebagian orang menganggap susah BAB adalah masalah yang sepele dan biasa terjadi, padahal susah BAB bisa memicu terjadinya kanker usus.

"Konstipasi (susah BAB) dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari sehingga dapat menurunkan kualitas hidup. Bahkan, konstipasi cukup berperan dalam memicu terjadinya kanker usus jika sudah sampai pada tahap obstipasi," jelas Prof dr Aziz Rani, SpPD-KGEH, Ketua Divisi Gastroenterologi Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM dalam acara Media Edukasi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (25/5/2011).

Konstipasi alias susah BAB banyak dialami penduduk dunia, bagi sebagian orang konstipasi dianggap hal biasa namun bagi sebagian orang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Angka kejadian konstipasi makin meningkat, di Amerika Serikat tercatat 2-27 persen dengan 2,5 juta kunjungan ke dokter dan hampin 100.000 perawatan per tahunnya. Di China sekitar 15-20 persen.

Data dari 2.397 pasien di RSCM Jakarta yang menjalani pemeriksaan kolonoskopi dari tahun 1998-2005, sebanyak 9 persen diantaranya adalah pasien dengan konstipasi.

"Berdasarkan data di RSCM, dari semua pasien dengan konstipasi 36,4 persen menderita wasir (ambeien atau hemoroid) dan hampir 8 persen menderita kanker usus besar. Jadi jangan anggap susah BAB hal yang sederhana," jelas dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Selain itu, penelitian Dr Saptawati Bardosono dari bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 271 pekerja perempuan di Jakarta bahkan menemukan hingga 47 persen pekerja perempuan tersebut mengalami konstipasi.

Melihat data di atas, secara kasar dapat diduga bahwa jumlah penderita konstipasi di Indonesia cukup besar.

Menurut dr Ari, masalah BAB tidak akan pernah selesai karena hal tersebut berhubungan dengan makanan, stres, obat-obatan dan aktivitas yang orang lakukan.

Orang dikatakan mengalami konstipasi bila ditandai dengan BAB kurang dari 3 kali dalam 1 minggu atau kesulitan dalam mengeluarkan feses (kotoran) akibat feses yang keras.

"Konstipasi menyebabkan kotoran yang harusnya keluar menjadi tetap ada di dalam usus, akhirnya akan terjadi polip yang karena multifaktor bisa menyebabkan kanker kolorektal," jelas dr Ari.

Apa saja yang bisa menyebabkan susah air besar?

dr Ari menjelaskan beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan konstipasi, antara lain:
  1. Jenis kelamin, wanita lebih banyak.
  2. Aktivitas fisik yang kurang
  3. Asupan makanan yang kurang
  4. Diet rendah serat
  5. Obat-obatan tertentu
  6. Stres dan depresi
  7. Riwayat pelecehan seksual.

"Obat-obatan yang menyebabkan konstipasi misalnya obat rematik, antasida (obat maag), suplemen zat besi, suplemen kalsium dan obat antidiare," lanjut dr Ari.

Ada beberapa cara untuk mencegah dan mengobati konstipasi, antara lain:
  1. Memperbanyak konsumsi serat
  2. Perbanyak aktivitas fisik dengan berolahraga teratur
  3. Minum air putih minimal 2 liter/hari secara teratur

"Cara lain yang ditemukan dapat mencegah konstipasi adalah dengan probiotik (misalnya yogurt), yaitu bakteri hidup yang ditambahkan pada makanan yang mempunyai efek menguntungkan dengan meningkatkan kesehatan flora usus," jelas dr Herry Djagat Purnomo, SpPD-KGEH, Ketua Kelompok Kerja Probiotik dalam Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (Pokja Probiotik-PGI).


(mer/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar